Kekalahan menjadi evaluasi berharga bagi Prawira Bandung. Tumbang dari Louvre mereka bangkit dan menundukkan Amartha Hangtuah, Minggu 12 Januari di GOR Sahabat Semarang.
“Anak-anak menunjukkan reaksinya. Mereka menjalankan good defense. Jika defense bagus, ofense akan lebih mudah,” kata Giedrius Zibenas, pelatih Prawira dalam jumpa pers sesuai pertandingan.
Dia memuji William Tinsley IV yang mampu meredam mesin angka Hangtuah, Laqavious Cotton. Coach Ghibbi sapaannya, hanya menyebut banyaknya foul yang dilakukan pasukannya sehingga berbuah lemparan bebas bagi lawan. “Tim ini banyak pemain muda, mereka sering tidak sabar sehingga melakukan foul,” katanya.
Sementara itu pelatih Hangtuah, Harry Prayogo mengakui hasil seri pertama tak sesuai ekspektasi bagi timnya yang sebenarnya mengincar dua kemenangan dari tiga laga yang mereka mainkan.
“DI gim ketiga ini, kondisi pemain asing kami merosot drastis. Charles Jackson dan Darnel Martin kram, sehingga hanya menyisakan Cotton yang juga terkena foul trouble,” katanya.
Dua kekalahan akan menjadi pelajaran bagi Hangtuah menatap seri kedua di C’Tra Arena Bandung, 17-19 Januari. “Kami harus berlatih lebih keras lagi,” tegas Ai, sapaan karibnya.
0 Comments