Daniel Wenas tak pernah berpikir soal 1.000 poin yang dicetaknya selama berkarier di IBL dihitung sejak IBL Reborn. “Saya tak pernah menghitung, baru tahu kalau butuh enam poin untuk poin ke 1.000 juga dua hari lalu,” kata Daniel.
“Target saya bukan mencetak 1.000 poin tetapi lebih pada kemenangan tim sebenarnya,” kata Daniel yang mencetak delapan poin saat melawan NSH Jakarta di GOR Jayabaya Kediri, Jumat 28 Februari. Sayang, Louvre harus menyerah kalah 69-74.
“Target saya adalah memberi kontribusi sebanyak mungkin buat tim, kalau bisa membuat angka terbanyak di antara pemain lokal,” tuturnya. Memang masih menjadi pemain lokal dengan raihan angka terbanyak, namun delapan angka yang dibuat terasa kurang dibanding beberapa pertandingan terakhir dimana Daniel selalu menyumbang dua digit angka bagi Louvre.
Daniel selalu ingin menampilkan permainan terbaik, selain berkontribusi buat tim, dia juga masih menyimpan angan kembali menjadi pemain nasional. “Sejak awal berlatih basket, sasaran saya memang menjadi pemain nasional. Coach Rajko Toroman sempat memanggil saya untuk ikut show case,” paparnya.
Daniel mengikuti show case yang digelar tim nasional namun diakuiny persiapan pribadinya saat itu tidak maksimal. “Saat itu klub saya bubar, jadi latihan juga tidak maksimal,” ujarnya beberapa waktu lalu.
0 Comments