Brandon Jawato menghampiri istri dan putri kecilnya setelah pertandingan usai. Dia tahu, bahwa keluarga adalah yang pertama untuk diajak menikmati momen bersejarah dalam kariernya, yaitu menjadi juara IBL Tokopedia 2024. Jawato pernah merasakan hal yang sama di tahun 2017, juga bersama Pelita Jaya. Tapi kini perasaan itu tentu saja sangat berbeda.
Kalau melihat status sebagai pemain. Jawato bermain satu musim kompetisi di IBL 2016 bersama Pelita Jaya. Kemudian di musim kedua, dia masuk roster Pelita Jaya (2016-17), tetapi tidak bermain sekali pun. Isu yang beredar saat itu adalah Jawato cedera meniskus. Tapi ada pula kabar yang mengatakan bahwa status kewarganegaraan Jawato yang menghambatnya untuk bermain. Karena di tahun tersebut memang status Jawato belum bisa dipastikan.
Jika mengingat kembali, bahwa FIBA baru mengakui status Jawato sebagai pemain lokal murni pada tahun 2020. Salah satu yang membuat FIBA yakin adalah tampilnya Jawato di IBL 2016. Karena saat itu, liga belum menggunakan jasa pemain asing. IBL baru mendatangkan pemain asing pada musim 2016-17. Meski Jawato tidak bermain di musim 2016-17, dia tetap ada di tim Pelita Jaya. Bahkan ikut berfoto saat Pelita Jaya mengangkat trofi juara ketiga dalam sejarah klub tersebut.
Berbeda dengan musim 2024, di mana liga sudah memiliki aturan yang jelas untuk status pemain. Jawato sendiri bermain sesuai statusnya yaitu pemain lokal. Jawato masuk dua nominasi penghargaan individu untuk IBL Tokopedia 2024 yaitu IBL Defensive Player Of the Year 2024 dan IBL Sixth Man of The Year 2024.
Jawato hanya bermain 18,3 menit dalam 18 pertandingan musim reguler. Tetapi dia mampu berkontribusi 6,9 ppg, 3,9 rpg, dan 2,4 apg. Sementara di babak playoffs, Jawato mencetak rata-rata 6,6 ppg, 4,3 rpg, dan 1,6 apg dalam tujuh pertandingan. Dengan begitu, gelar juara yang didapat Jawato musim ini benar-benar melalui usaha yang keras sepanjang musim. Bukan karena hanya karena dia ada dalam roster saja. (*)
0 Comments