Satria Muda Pertamina terus berupaya untuk konsisten dalam mengembangkan industri bola basket baik di lapangan maupun di luar arena. Bila di lapangan SM turut andil langsung dalam sumbangsih seperti pemain dan official bagi Timnas Indonesia, di luar lapangan tim yang identik dengan warna biru juga selalu menyelipkan agenda kepelatihan baik untuk staf maupun anak-anak dengan kelompok umur belia.
Di musim ini sendiri Satria Muda Pertamina tercatat sudah melakukan lebih dari delapan kali coaching clinic di berbagai kota di Indonesia seperti Solo, Semarang, Bogor hingga Jogjakarta. Agenda pelatihan ini juga tidak melulu hanya seputar kemampuan dalam bermain basket tapi juga meliputi hal-hal yang dapat mendukung industri basket itu sendiri salah satunya fotografi.
“Karena saya merasa bola basket setiap tahun selalu punya tantangan sendiri ya, tahun ini kita harus main dengan format kandang dan tandang. Yang tentu saja salah satu tujuannya adalah membangun basis penonton di kota masing-masing, nah saya melihat salah satu cara agar masyarakat mulai suka basket bisa dari fotografi. Karena setelah pandemi minat memotret olahraga itu tumbuh pesat dan terbukti workshop memotret Satria Muda yang kami adakan dengan bantuan Canon selalu tinggi antusiasnya,” kata Fernando fotografer tim Satria Muda.
“Masyarkat kita terbiasa melihat visual yang bagus dulu baru datang itu kenapa kami selalu berikan praktek dalam setiap workshop fotografi. Jadi selain peserta bisa merasakan langsung memotret SM juga mereka pasti upload di media sosial masing-masing. Banyak yang lihat dan akhirnya penasaran, dan akhirnya datang untuk nonton langsung pertandingannya itu sendiri,” tambahnya.
Dari sisi kemampuan bola basket SM juga berkomitmen untuk tidak hanya kota-kota Jawa saja yang mendapat kesempatan, itu kenapa tahun ini coaching clinic mereka juga mampir ke Medan, Sumatera Utara.
Dan salah satu pemain Satria Muda Pertamina yang ikut terlibat lebih dari satu kota adalah Antoni Erga. Pemain asal Bangka ini terlihat selalu antusias dalam berbagi pengalamannya soal olahraga yang masuk ke Indonesia pada 1920an ini kepada para peserta yang mayoritas ada di usia anak-anak hingga remaja.
“Karena menurut ku kemampuan untuk berbagi ilmu ini sangat penting bagi generasi-generasi berikutnya supaya mereka selalu punya gambaran tentang berlatih yang benar yang tentu saja bermuara pada meningkatnya kemampuan mereka, baik teknik maupun IQ ya,” kata Erga.
Selain itu pemilik nomor 3 di SM ini juga berharap agar rangkaian kegiatan pelatihan ini bisa lebih menyeluruh ke kota-kota lainnya di Indonesia. Karena menurutnya kota-kota di Sulawesi dan Papua juga punya gairah yang besar terhadap basket.
“Yang pasti akan sangat terasa sih dampaknya apabila pelatihan-pelatihan seperti ini rutin diadakan SM dan siapapunlah baik individu maupun organisasi bola basket di provinsi luar Jawa. Karena saya yakin banyak anak muda diluar sana yang bisa dan mampu menjadi tulang punggung basket selanjutnya bagi Indonesia,” pungkasnya.
0 Comments