Agustinus Indrajaya mungkin menjadi pemain yang paling mudah dikenali di era 2000-an. Dengan tinggi 1,91 meter dan tato di tangan kirinya, Indrajaya menjadi bigman idola waktu ini. Meski dikenal sebagai kapten tim CLS Knights, namun ada cerita unik sebelum dia pensiun. Satria Muda berhasil menggoyang keputusannya untuk gantung sepatu, dan bermain satu musim lagi. 

Indrajaya memutuskan untuk pensiun dari basket Indonesia, dan tidak aktif setelah musim 2011-12 berakhir. Waktu itu tersiar kabar bahwa ia perpanjangan kontrak yang ditawarkan CLS. Tetapi muncul kasus bahwa kedua belah pihak punya argumen masing-masing. Indrajaya bilang kalau kontraknya selesai, sedang CLS Knights merasa pemain tersebut masih punya kewajiban untuk klub. 

Negosiasi yang kabarnya berjalan alot antara CLS dan SM sudah menemukan titik terang. Indrajaya masuk sebagai pemain Satria Muda, namun tidak langsung tampil di liga. Dia bermain untuk Indonesia Warriors di ASEAN Basketball League 2013. Skuad Warriors kala itu dihuni oleh Mario Wuysang, Amin Prihantono, Doni Ristanto, dan Christian Ronaldo Sitepu. 

Tak berhenti sampai di situ, Indra yang tidak jadi pensiun, akhirnya comeback dan bermain untuk Satria Muda di musim 2013-14. Dalam 28 pertandingan, dia mencetak 6,2 ppg, 4,9 rpg, dan 1,2 apg. Sayangnya waktu itu Satria Muda dikalahkan Aspac di final. Beberapa pemain Aspac yang kala itu mengalahkan Satria Muda adalah Andakara Prastawa Dhykasa dan Oki Wira Sanjaya yang saat ini masih bermain di IBL. Bahkan ada pula Wahyu Widayat Jati, yang sekarang menjadi head coach RANS Simba Bogor. 

Setelah kekalahan di final tersebut, Indrajaya benar-benar pensiun. Lama tidak terdengar kabarnya, Indrajaya kini berada di Jember, Jawa Timur, yang menjadi tanah kelahirannya. Dia menjadi pemilik toko variasi motor. Indrajaya sepertinya sudah tidak lagi dekat dengan dunia yang membesarkan namanya. Sementara kekalahan tersebut menjadi kekalahan terakhir Satria Muda di final NBL. Karena musim berikutnya mereka menjadi juara. (*)