Berbeda dari tahun sebelumnya, kali ini Prawira Harum Bandung tidak mendapatkan home-advantage di babak semifinal. Ketika kalah di Game 1, maka tekanan akan semakin berat. Karena Game 2 dan jika diperlukan adanya Game 3, digelar di kandang Pelita Jaya Jakarta. Prawira harus berjuang mati-matian untuk bisa kembali ke final tahun ini.
Kembali mengingat perjalanan mereka di Game 1, di mana Prawira kalah 80-84 atas Pelita Jaya. Terlihat ada satu kuarter, tepatnya di kuarter ketiga, di mana Prawira benar-benar tampil buruk. Inilah yang disoroti oleh head coach David Singleton, dalam wawancara setelah pertandingan.
"Kami bayak kehilangan bola di kuarter ketiga. 14 poin yang mereka dapat dari 13 turnovers, itu terlalu banyak," tegasnya. "Itu tidak boleh terjadi lagi. Kami harus memperbaiki kesalahan."
Jika dilihat dalam lembar statistik, Prawira secara keseluruhan hanya mencetak 13 turnovers. Tetapi dari jumlah tersebut, ternyata delapan turnovers terjadi di kuarter ketiga saja. Ironisnya, Pelita Jaya membuat tujuh steal dari delapan turnovers Prawira. Attempt Prawira pun turun drastis menjadi hanya 12 kali di kuarter ketiga. Padahal di dua kuarter sebelumnya, Prawira bisa mencetak attempt lebih dari 15 kali dalam satu kuarter.
"Yang jelas, apa yang harus kami perbaiki adalah komunikasi. Baik dalam menyerang dan bertahan. Komunikasi akan sangat penting untuk menghadapi tim sekaliber Pelita Jaya," ujar peraih IBL Coach of The Year 2024 tersebut.
Prawira akan menghadapi laga do-or-die hari ini. Jika mereka menang, maka Game 3 akan digelar di tempat yang sama pada hari Minggu (28/7). Namun jika Prawira kalah, mereka akan tersingkir dari playoffs, sekaligus gagal mempertahankan gelar juara. (*)
0 Comments