Profesi wasit basket di Indonesia memang masih belum diminati, terutama di kalangan wanita. Namun, situasi itu tak membuat Theysa Nohany Siku patah arang.
Asa tinggi tetap disimpan Theysa. Ia mau menggapai dunia dengan meniup peluit.
Saat ini, Theysa baru saja mendapat lisensi wasit B1. Perjalanan dara asal Papua ini memang masih panjang.
“Saya ingin meniup wasit di pertandingan dunia, bahkan kalau bisa NBA. Saya ingin mengikuti jejak para senior seperti mas Harja Jaladri,” ujar Theysa.
Theysa dan basket memang tak bisa dipisahkan. Andai tidak cedera, mungkin Theysa sudah meniti karier sebagai pebasket profesional.
Namun, rupanya Tuhan memberi jalan lain. Theysa bisa tetap mencintai basket dengan cara meniup peluit.
“Jadi awalnya saya itu punya cedera, jadi tidak bisa lanjut main basket. Namun, saya tidak mau lepas dari basket, kemudian saya bertemu dengan profesi wasit ini dan bersyukur bisa tetap berada di lapangan, walau dengan peran berbeda,” ujar Theysa.
Demi mematangkan jam terbang, Theysa saat ini bergabung dengan NSH Mountain Gold Timika sebagai wasit internal. Status tersebut terbilang jarang ada di klub Indonesia Basketball League (IBL).
Theysa awalnya merasa beruntung karena NSH Mountain Gold Timika mau memberikanya kesempatan mengasah jam terbang. Akan tetapi, Theysa kini sadar peran wasit internal di klub profesional sebetulnya vital.
“Dengan adanya wasit internal, para pemain bisa belajar lebih banyak mengenai rules of the game. Jadi, ketika di pertandingan resmi, mereka tidak asal membuat kesalahan ceroboh yang justru merugikan tim,” ujar Theysa.
0 Comments