Sangat berat bagi pemain lokal untuk bersaing di tengah gempuran pemain asing. Apalagi kalau pemain baru alias rookie. Perlu mental baja untuk membuktikan diri dan bersaing di liga sekeras IBL. Tapi Abraham Renoldi Wenas mampu membuktikan bahwa dirinya bisa.
Pada awal musim 2017-2018, Hangtuah yang dipimpin oleh Andika Supriadi Saputra memilik pemain muda yang melimpah. Tapi ini juga berisiko, sebab mereka belum cukup pengalaman untuk bisa tampil baik di IBL. Semua anggapan itu salah besar. Pada musim tersebut, Hangtuah justru bisa menembus babak semifinal (4 besar). Bahkan Satria Muda Pertamina Jakarta dipaksa bermain tiga pertandingan sebelum akhirnya menyingkirkan Hangtuah.
Saat itu, Abraham bersaing dengan dua nama lain yang masuk nominasi Rookie of The Year IBL 2017-2018. Mereka adalah Henry Cornelis Lakay (Satya Wacana Salatiga) dan Freddy Bachtiar (Siliwangi Bandung). Abraham ternyata lebih baik dari keduanya, karena kontribusi di tim Hangtuah. Pemain yang saat itu berusia 22 tahun tersebut menorehkan 6,6 PPG di musim reguler. Catatan yang tinggi untuk seorang rookie.
Yang diingat dari penampilan Abraham Wenas saat itu adalah kedisiplinan saat bertugas sebagai point guard. Bimbingan Kelly Purwanto yang juga ada di tim tersebut sangat membantu. Selain itu, kepercayaan yang diberikan Andika Supriadi Saputra mampu dijawab dengan baik.
Salah satu hal yang tidak dimiliki pemain muda lainnya adalah pandai mengatur emosi. Abraham dikenal sebagai pribadi yang pendiam, tapi pandai bergaul. Hanya saja, bila mampu mengendalikan emosi, maka akan bisa fokus membaca permainan. Itulah kelebihannya. Selain itu, Abraham menunjukkan bahwa dirinya mampu bersaing dengan point guard lawan, yang notabene biasanya posisi tersebut diisi oleh pemain asing. (*)
0 Comments