IBL menjadi liga kasta tertinggi di Indonesia sepeninggalan NBL Indonesia pada musim 2014-2015. IBL memulai lembaran baru pada musim 2016 dengan nama IBL Reborn. Muncul juara baru yang tak disangka-sangka sebelumnya yaitu CLS Knights Surabaya. Salah satu faktornya yakni penampilan fenomenal Jamarr Andre Johnson.
Jamarr resmi menjadi pemain naturalisasi sejak tahun 2014 silam. Proses yang panjang membawanya berlabuh ke tanah air untuk melanjutkan kariernya sebagai pemain basket. Ceritanya berawal dari keinginannya mengejar mimpi jadi atlet basket profesional. Jamarr dari New Jersey, Amerika Serikat datang ke Indonesia mengajar agama Kristen dan basket sebagai bagian dari program olahraga dari jaringan misionaris internasional yang dinamai Athletes in Action.
Jamarr pun merapat ke tim CLS Knights Surabaya yang membuka jalannya sebagai pemain basket profesional. Meski sudah resmi menjadi WNI, tapi pada tahun 2015 Jamarr belum boleh tampil. Baru pada IBL 2016 ia turun membela CLS Knights Surabaya. Dari situlah permainan fenomenal Jamarr menjadi pembuktian mimpinya.
Tiba-tiba CLS Knights menjelma menjadi tim yang sangat kuat. Jamarr menjadi bintang utama dengan koleksi 15,5 PPG, 9,75 RPG, 2,89 APG, dan 1,93 SPG. CLS Knights bersama Jamarr mengemas 31 kemenangan dari 33 laga. Saat itu komposisi tim sangat menakutkan. Selain Jamarr, ada Mario Wuysang, Herman, Sandy Febiansyakh, dan Rachmad Febri Utomo. Performa Jamarr yang menawan di musim perdana membuatnya meraih gelar Rookie of The Year. Sementara gelar prestisius lainnya yang didapatkan adalah MVP IBL 2016 dan MVP Finals IBL 2016.
Jamarr tidak hanya sekadar populer, tapi fenomenal. Tapi ia mendapatkannya bukan dengan cuma-cuma, melainkan kerja keras yang membuahkan prestasi. Setelah juara bersama CLS Knights, Jamarr juga menjadi bagian dari tim Satria Muda Pertamina Jakarta yang menjuarai IBL 2017-2018. Sementara itu pengabdiannya sebagai WNI diwujudkan dengan memperembahkan medali perak di SEABA Championship 2017 lalu. (*)
0 Comments