Patuhi PSBB Pemerintah, Kompetisi IBL 2021 Ditunda
Kompetisi IBL 2021 yang rencananya akan berlangsung dengan sistem gelembung mulai 15 Januari hingga 22 Maret di Mahaka Square Arena Kelapa Gading Jakarta Utara, diputuskan untuk ditunda sehubungan dengan situasi dan kondisi Pandemi Covid-19 hingga dikeluarkannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Presiden Joko Widodo. Gubernur DKI Anies Baswedan pun memutuskan menarik rem darurat demi memutus mata rantai penyebaran Covid 19.
“Menyadari perkembangan pandemic Covid-19 yang masih memprihatinkan, maka manajemen IBL memutuskan untuk menunda rencana penyelenggaraan Kompetisi IBL 2021. IBL wajib mengikuti kebijaksanaan pemerintah pusat yang memberlakukan PSBB," kata Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah.
Sebenarnya, manajemen IBL sudah melakukan persiapan dengan sangat teliti, termasuk melakukan simulasi di depan semua pihak terkait dan berwenang. “Persiapan sudah matang, dan sudah kami presentasikan lewat simulasi langsung serta mendapat tanggapan positif dari semua pihak. Namun, karena situasi memang belum memungkinkan, terpaksa kami menunda penyelenggaraan Kompetisi IBL 2021,” tuturnya.
Seluruh dukungan dan rekomendasi dari pihak-pihak terkait sebenarnya sudah didapat manajemen IBL.
Persiapan yang dilakukan pun sudah mencapai tahap akhir. "Seluruh staf dan panitia yang bertugas sudah menjalani tes PCR dan melakukan karantina mandiri sesuai protokol kesehatan. Kami hanya tinggal menunggu memasuki gelembung pada 13 Januari nanti," ujarnya.
Junas memberikan apresiasi kepada seluruh klub dan pemain. “Klub dan pemain juga sudah melakukan persiapan serius dengan protokol kesehatan ketat. Mereka juga sudah melakukan PCR test sebagai persyaratan mutlak sebelum memasuki gelembung,” kata Junas.
“Kami berharap pandemi segera berlalu dan situasi kondusif sehingga Kompetisi IBL 2021 bisa segera diselenggarakan dengan tetap menjalankan protokol Kesehatan,” harap Junas. "Kita akan terus memonitor perkembangan yang terjadi," tambahnya.
Jika situasi kondusif, Kompetisi IBL akan mundur. “Seblumnya fase pertama adalah di bulan Januari ini, dan fase berikutnya bulan Maret. Rencana kami adalah mengubah jadwal fase kedua menjadi pembukaan kompetisi dan seterusnya,” jelasnya.
Klub peserta IBL dengan besar hati menerima keputusan penundaan ini. "Kami sebenarnya sudah melakukan persiapan serius dan juga melakukan tes PCR, namun bila pemerintah memutuskan kebijakan PSBB nasional, kita harus bisa menerima dan menaatinya," kata Ferri Jufry dari Amartha Hangtuah.
“Saat pertemuan manager sebelumnya, IBL memang sudah memberi gambaran adanya plan B. Persiapan memang harus diakui terganggu, tetapi bukan masalah besar,” tambahnya.
Para pemain, meski menyayangkan bisa menerima penundaan ini. "Kami sebenarnya sudah tak sabar ingin bermain, namun bila kondisinya belum memungkinkan mau bagaimana lagi?," kata Rizky Efendi dari NSH Mountain Gold Timika.
“Walau sudah tak sabar ingin bermain, namun keputusan penundaan ini adalah keputusan yang bijaksana. Jujur, sebagai pemain kami bisa mengerti,” kata Rizki. "Sebagai warga negara yang baik kita harus mematuhi peraturan dan kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah," tambahnya. Musim lalu Rizki juga tidak bermain karena sedang dalam pemulihan cedera sebelum pandemi Covid-19 melanda.
“Penundaan ini memang sebenarnya berat bagi kami, terutama secara mental. Kalau soal fisik tak ada masalah, namun dari sisi mental kami sudah siap untuk bermain,” katanya.
0 Comments