Pelita Jaya Bakrie sukses menjuarai Indonesian Basketball League (IBL) musim 2016-2017. Gelar tersebut sekaligus menghapus wajah buruk Pelita Jaya sebagai tim spesialis finalis. Salah satu aktor dibalik kesuksesan Pelita Jaya saat itu adalah Martavious Irving. Kini Louvre Surabaya berharap tuah juara Irving menular ke timnya.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai peran Irving di Louvre, alangkah baiknya kita mengingat perjalanan karier Irving di IBL. Pada IBL 2016-2017, Pelita Jaya mengambil Kore White dan Winston Grays sebagai pemain asing mereka.
Kore White jelas menjadi tumpuan di paint area. Sedangkan Winston saat itu diberi tugas menjadi point guard dan pengatur permainan. Sayangnya, penampilan Winston kurang bagus. Bahkan Pelita Jaya saat itu menelan empat kali kekalahan sampai seri keempat. Winston pun diganti oleh Martavious Irving.
Menariknya, kedatangan Irving membuat Pelita Jaya bangkit. Bahkan menjadi juara. Irving bisa mecentak rata-rata 24,0 Point per Game di musim 2016-2017. Namun setelah itu, namanya menghilang dari bursa IBL Draft musim kompetisi 2017-2018.
Nama Irving muncul kembali di IBL Draft untuk musim 2018-2019. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Bogor Siliwangi. Mereka pun mengambil Irving sebagai pemain asing. Di musim ini, Irving mengoleksi rata-rata 18,7 Point per Game. Sayangnya Bogor Siliwangi terpuruk di musim reguler dengan rekor kemenangan 5-13. Rekor ini lebih baik dari Satya Wacana Salatiga sebagai juru kunci klasemen (4-14).
Musim ini, giliwan Louvre Surabaya yang memakai jasa Irving. Pemilihan Irving didasari karena kurangnya pemain berposisi point guard di Louvre.
"Kami hanya punya Wendha Wijaya, dan sekarang Dimaz Muharri, sebagai point guard. Namun untuk menambah ketenangan saya di posisi "pembawa bola", maka saya putuskan mengambil Irving. Saya tahu betul kemampuan pemain ini. Dia (Irving) sangat hebat dalam hal penguasaan bola. Pengalamannya di IBL juga menjadi faktor penentu bagi saya menjatuhkan pilihan padanya," ucap pelatih Louvre, Andika Supriadi Saputra.
Kecerdasan dan kehebatan Irving digabungkan dengan keganasan Savon Goodman di paint area membuat Louvre jadi tim yang ditunggu-tunggu penampilannya. (*)
0 Comments