Bima Perkasa hilang fokus di kuarter kedua. Mereka hanya mencetak lima angka saja sepanjang kuarter tersebut. Bima Perkasa hanya mendapatkan poin dari tembakan tiga angka Rachmad Febri Utomo, serta layup Samuel Devin Susanto. Penurunan performa ini berpengaruh pada produktifitas poin, sehingga Bima Perkasa tersusul oleh Pacific.
Sebenarnya, Pacific juga tidak tampil bagus. Hanya saja ketika Bima Perkasa mengalami penurunan, mereka justru stabil. Pacific tetap mencetak 13 angka di kuarter kedua. Sama seperti jumlah poin mereka dikuarter sebelumnya. Tembakan three point dari Calvin Chrissler di sisa tujuh detik, seakan menampar muka para pemain Bima Perkasa yang terlihat kurang fokus dalam menyerang dan bertahan.
Coach David Singleton mengakui bahwa tekanan harus menang membuat anak-anaknya kurang menikmati permainan. Dia berharap di kuarter tiga dan empat para pemain Bima Perkasa bisa tampil lepas, tanpa beban. Mereka harus kembali bermain seperti di kuarter pertama.
Di dua kuarter awal ini, field goals Pacific malah lebih bagus. Mereka bisa mencetak 42% atau 12 dari 28 attempt. Yonatan mencetak 9 angka untuk Pacific. Sebaliknya di tim Bima Perkasa malah lebih buruk. Mereka hanya memasukkan 1 dari 16 attempt three point. Tampaknya para pemain Bima Perkasa terburu-buru untuk mencetak poin. Sehingga berpengaruh pada shooting selection mereka.
0 Comments