Bima Perkasa tertinggal 16 poin di awal kuarter ketiga. Tapi tim asuhan David Singleton itu menolak untuk menyerah. Mereka masih mencari celah agar bisa membuka ruang tembak untuk para shooter. Tapi di akhir kuarter ketiga mereka tetap tertinggal 41-55.
Masalah Bima Perkasa masih di akurasi tembakan. Kemudian hal tersebut bertambah parah ketika kurang cermat dalam penguasaan bola. Pemain Bima Perkasa sering melakukan turnover saat berusaha membuat situasi dalam pertandingan. Ini sangat merugikan bagi mereka.
Setidaknya ada tiga kali momentum steal dan berbuah poin bagi Pelita Jaya di sepanjang kuarter ketiga. Tentu ini menguntungkan bagi Pelita Jaya, tapi sebaliknya, Bima Perkasa harus kehilangan kesempatan untuk menipiskan defisit poin. Sementara serangan mereka hanya bertumpu pada Indra Muhammad dan Azzaryan Praditya. Karena beberapa pemain sudah berhasil dimatikan oleh Pelita Jaya.
0 Comments