Sang legenda basket Indonesia ,Gagan Rahmat Hidayat memang tak bisa lepas dari bolabasket. Tahun 2019, setelah tak lagi menjabat manajer tim Stapac, Gagan mondar-mandir Bali-Jakarta. 

Gagan sebenarnya juga mendapatkan tawaran dari berbagai klub untuk menangani manajemen klub-klub tersebut. “Sebenarnya ada tawaran klub professional termasuk tim IBL, tetapi pasti lebih sibuk dan waktu untuk keluarga tersita. Saya ingin lebih memiliki waktu dengan anak-anak saya yang masih kecil,” tuturnya.

Gagan kemudian melatih privat. Kemudian ada tawaran dari manajemen Merpati untuk ikut membina di klub tersebut. “Awalnya, saya tidak memegang tim, melatih anak-anak pemula yang baru mendaftarkan diri,” ujarnya.

Gagan mendapatkan kesempatan melarih tim, ketika pelatih tim KU-12 Merpati meninggal dunia. “Awal tahun 2022 ini saya mulai memegang tim KU-12 Merpati, timnya cukup bagus,” kata Gagan, mantan pemain Satria Muda dan Garuda ini. 

Tak pelak Gagan kini menjadi salah satu pembina bolabasket di Pulau Dewata. “Saya hanya bagian kecil, Bali memiliki banyak mantan pemain andal yang kini memiliki peran di basket seperti Wiwin (Cokorda Raka Satrya Wibawa), Tata (Cokorda Rai Adiparamarta) dan Tri (Triadnyanaadi Lokatanaya). Basket Bali memiliki potensi untuk berkembang pesat,” kata Gagan. 

Gagan gembira menyambut perkembangan IBL yang musim 2023 ini akan dimulai di Bali. “Saya lihat, semua tim makin serius bersiap untuk bersaing di IBL,” ungkapnya. Dia juga berharap, para pelatih baik nasional maupun asing mau berbagi ilmu untuk insan-insan bolabasket di Bali.

“Saya ingin sebenarnya ada coaching clinic ataupun sarasehan dari pelatih-pelatih nasional maupun asing bagi insan-insan bolabasket di Bali,”harapnya.

Gagan seperti memegang teguh peribahasa dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Dia serius berkarya membina potensi bolabasket Bali.