Penggemar bolabasket Indonesia apalagi pecinta IBL pasti mengenal nama Andre Adriano dan Mario Davidson. Kakak beradik ini sejak dini sudah mencintai bolabasket, maklum Ayah mereka, David Soesiono adalah mantan pebasket andal yang juga berkiprah di kancah bolabasket tertinggi saat itu, Kobatama.
Andre adalah shooter tajam mengawali karier profesional di Satya Wacana sempat bergabung dengan Prawira dan terakhir bersama Kesatria Bengawan Solo. Mario, adik Andre, mengawali kiprah di IBL bersama Indonesia Patriots dan kini bersama Satria Muda Pertamina Bandung. Keduanya adalah anak dari David Soesiono.
David adalah guard tim nasional Indonesia tahun 1989-1991. "Saya bermain untuk tim nasional di SEA Games 1989 dan SEA Games 1991. Pernah juga bertanding pada di Kobe Jepang, Kejuaraan Asia di Kuwait dan FIBA Asia di Filipina pada kurun waktu tersebut," kenangnya. "Juga pernah mendapat emas POM ASEAN diantaranya bersama Njoo Lie Wen dan Njoo Lie Fan dengan pelatih Kim Dong Won" kata David.
Awal David berkiprah di Kobatama adalah pada tahun 1987 bersama klub Kumala Jaya. Dia kemudian hijrah ke klub Banjar Utama pada tahun 1991. Dua tahun kemudian David ditarik klub Aspac.
"Hanya setahun saya di Aspac. Saya kurang fokus di basket karena sudah berkeluarga," ujarnya. David pun pensiun. Namun, tahun 1997, Danny Kosasih (almarhum) memintanya bergabung dengan klub Glory. "Saat itu saya masih masuk dalam Kobatama All Stars bersama pemain pemain asing," tuturnya.
David bangga kedua putranya mengikuti jejaknya sebagai pebolabasket dan memiliki prestasi cukup cemerlang.
"Saya bangga Andre sempat masuk tim nasional. Mario dua kali terpilih masuk DBL All Star dan berangkat ke AS. Dia juga terpilih pernah masuk timnas untuk SEABA KU 17," paparnya.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, terbukti pada keluarga David Soesiono. (*)
0 Comments