Kiprah Ary Sudarsono di bolabasket tak perlu diragukan. Berawal sebagai pemain, hingga jenjang tim nasional. Ary kemudian beralih profesi menjadi wasit, tak tanggung-tanggung lisensi wasit FIBA dia dapatkan pula, Ary juga menjadi panutan para wasit generasi di bawahnya.
Masa muda Ary memang dekat dengan olahraga. Tak hanya basket, dia juga menggeluti sepakbola dan judo. Di sepakbola dia sempat bergabung dengan tim nasional junior sebagai kiper.
Ketika harus memilih antara sepakbola dan bolabasket. Ary lebih memilih basket. “Saya merasa interaksi antara penonton dan pemain di basket lebih dekat. Tribun penonton dan pemain di lapangan terasa dekat dibanding dengan sepakbola,” cerita Ary yang kini berusia 71 tahun dan masih aktif bermain basket dengan berbagai komunitas.
Ary juga berperan dalam masuknya siaran basket NBA di stasiun televisi nasional. Dia saat itu menjadi presenter dan tenar dengan sapaan khas “salam olahraga”. Jauh sebelumnya, Ary juga sudah berusaha mendatangkan legenda NBA, Magic Johnson. Sayang, saat itu banyak penolakan dari Tanah Air tentang kedatangan Magic.
Ary tak pernah lari dari bola basket. Dia bahkan tercatat sebagai Direktur pertama Indonesia Basketball League (IBL) kala kompetisi professional tertinggi di Tanah Air ini dirilis tahun 2003. “Saya lebih suka disebut Panglima daripada Direktur,” ujar Ary saat itu. Hanya semusim memang menjadi direktur IBL, tetapi sebagai perintis, Ary tak akan pernah dilupakan.
Kecintaan Ary tak pernah luntur pada basket. Bahkan pada usia tak lagi muda, dia menggagas komunitas Manusia Basket Indonesia. “Sebenarnya saya sudah tua dan mau jadi penonton saja, tetapi teman-teman semua meminta,” ujarnya.
Ary juga tak segan membagi pengalaman dan menjadi motivator. Dia menjadi pembicara pada rapat kerja manajemen IBL beberapa saat lalu. “Saya hanya memberi motivasi pada para pengurus IBL,” ungkapnya.
Terima kasih, Bung Ary. Sehat selalu dan terus berkarya untuk bolabasket Indonesia. Salam olahraga!
0 Comments