M. Nur Affandi sempat lama meninggalkan dunia bolabasket. Seusai pensiun dari Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama) setelah musim kompetisi tahun 2000 dan menyelesaikan kuliah di STIE Perbanas, Anis sapaannya bergelut dengan dunia kerja di bidang event organizer.
Dia sempat menjadi staff IBL yang saat itu di bawah komando Agus Mauro pada tahun 2004 hingga 2009. Anis bahkan sempat bergabung dengan penyelenggara kompetisi bola voli Proliga pada 2012-2013. “Saya juga menjadi bagian produksi dan event cabang bola voli pada SEA Games 2011 di Palembang,” kenang Anis.
Dunia event organizer dia geluti hingga 2018. Anis kini membimbing pemain muda pada klub almamaternya, Cougar. “Saya dulu juga mulai latihan basket kelas 1 SMP juga di Cougar, pelatihnya abang sendiri, Bang Iyak (Rahmad Hidayat). Sekarang saya membagi ilmu buat anak-anak KU 12 dan KU 16 putra,” tuturnya.
Bukan sekali Iyak dilatih abang sendiri. Ketika pertama membela kampus STIE Perbanas, dia ditangani abangnya sendiri, mantan pemain nasional Indonesia, Muhammad Rifky. Kala itu Perbanas menjadi raja kompetisi Liga Mahasiswa pada era 1995-1998.
Sejak pelajar, bakat Anis sudah tercium. Dia bersekolah di SMA olahraga Ragunan, terpilih masuk dalam tim pelajar Indonesia pada Kejuaraan Basket Antar Pelajar se-Asia tahun 1994 di Seoul Korsel, Kejuaraan Basket Junior Asia tahun 1995 di Manila Filipina serta Kejuaraan Basket SEABA U-21 tahun 1996 di Brunei Darussalam.
“Pak Danny Kosasih, Ketua Umum Perbasi sekarang, waktu Kejuaraan junior itu jadi penterjemah pelatih tim Indonesia asal Cina, Tsu Yuan Seng,” kenang Anis. Dia juga ingat kejuaraan junior Asia bertepatan dengan bulan Ramadhan dan Idul Fitri. “Kami berlebaran di Manila,” ujarnya.
Anis juga menjadi salah satu andalan tim DKI Jakarta pada Popnas tahun 1995 di Surabaya dan PON 1996 di Jakarta.
Anis sempat ditarik Aspac Junior di tahun 1995 tersebut. “ Saya seangkatan dengan Dhanny Harahap, Cokorda Raka Satrya Wibawa, Suandi Menara & Riko Hantono,” katanya.
Namun, karier bola basket professional Anis diawali dengan klub Bali Jeff Citra Satria Pelita (CSP). Dua musim dia menjadi point guard andalan CSP pada Kobatama 1998 dan 1999.
Ketika Citra Satria dan Pelita Jaya mengakhiri kerja sama. Anis memilih Citra Satria yang kala itu harus berlaga lebih dahulu pada Kompetisi Pra Kobatama untuk kembali bergabung, sementara Pelita Jaya tetap bertengger langsung di Kobatama.
“Saya memilih ikut Kompetisi Pra Kobatama karena saat itu ingin menyelesaikan skripsi. Di Kobatama kompetisinya lebih padat, susah membagi waktu,” akunya. Citra Satria sukses menembus level tertinggi dan masuk dalam Kobatama dengan membawa nama MIB Citra Satria, Anis pun ikut membela tim ini pada Kobatama 2000, sebelum memutuskan pensiun sebagai pemain professional. “Setelah tak bermain di Kobatama , saya hanya berlaga pada kompetisi divisi satu DKI,” katanya.
“Saya sekarang sedang mencoba mengejar lisensi kepelatihan A. Dulu belum terpikirkan untuk mengejar lisensi karena asik dengan pekerjaan di bidang event organizer,” paparnya. Sebagai mantan pemain nasional, Anis berhak otomatis mendapat lisensi kepelatihan B.
Selamat berkarier kembali di bolabasket, Anis
Credit Foto:Tjandra Amin
0 Comments