Penyelenggaraan FIBA World Cup 2023 di Indonesia Arena, Jakarta, Indonesia, 25 Agustus - 3 September kemarin mencatatkan rekor penonton babak penyisihan terbanyak. Paling tinggi diantara pertandingan penyisihan di Okinawa, Jepang dan Manila, Filipina. Berdasarkan hasil data penjualan tiket, selama 10 hari penyelenggaraan, jumlah penonton dua babak kualifikasi FIBA World Cup 2023 di Jakarta mencapai total 139.032 penonton. Jika ditambah dengan tamu FIBA, sponsor, dan undangan, maka total jumlah penonton bisa mencapai hampir 150 ribu orang.
Ada dua pertandingan yang mencatatkan jumlah penonton terbanyak. Dua pertandingan tersebut ada di partai pembuka dan partai penutupan babak kedua kualifikasi grup. Di laga pembuka babak penyisihan Grup H yang mempertemukan Kanada dan Prancis (25/8) dihadiri oleh 12.091 penonton. Ini menjadi pertandingan kedua terbanyak yang dihadiri penonton selama pelaksanaan. Sementara pertandingan yang ditonton secara langsung terbanyak ada di laga final babak kedua kualifikasi Grup L, antara Kanada dan Spanyol (3/9) dengan jumlah 13.146 penonton.
Sejak awal dibukanya pembelian tiket FIBA World Cup 2023, laga Kanada dan Spanyol memang yang paling diburu. Bahkan saat pelaksanaan hari pertama pertandingan grup, seluruh tiket pertandingan untuk laga Kanada dan Spanyol telah sold out. Seperti diketahui jika Spanyol merupakan sang juara bertahan, sementara Kanada merupakan kuda hitam yang difavoritkan di tempat kelima. Kejutan juga hadir saat pertandingan Latvia, walaupun jumlah penjualan tiket tidak sebanyak laga Kanada dan Spanyol, tetapi fan Latvia juga memeriahkan seluruh pertandingan timnya dengan segala pernak-pernik, serta yel-yelnya. Uniknya lagi, mayoritas fan Latvia datang langsung dari negaranya ke Jakarta, Indonesia.
FIBA Central Board Member, Erick Thohir mengapresiasi pencapaian dari pelaksanaan Piala Dunia Basket di Indonesia ini. Menurutnya dengan disiarkannya pertandingan di Indonesia Arena ke seluruh dunia, dapat menjadi promosi bagi Indonesia. Penyelenggaraan FIBA World Cup 2023 ini, menurutnya, berdampak bagus untuk perkembangan prestasi basket Indonesia dan juga industri bola basketnya. Di mana Indonesia dinilai bisa bertransformasi baik dari segi kompetisi.
"Memang harus begini terlebih dahulu. Jadi kompetisi basket di Indonesia harus siap bertransformasi menjadi liga yang bagus seperti di Jepang. Kita dorong perubahan itu di Liga lewat perubahan format menjadi home & away, sehingga itu membuat pendapatan klub juga naik dan fan juga bisa berinteraksi. Artinya, industrinya juga berjalan. Bila peningkatan level ini berjalan, baru mengikuti prestasi Timnasnya," tambah Erick yang juga Menteri BUMN itu. (*)
0 Comments