Judul artikel ini memang agak mencari perbandingan dua tim. Tetapi kembali lagi, ketajaman pemain bisa bergantung pada strategi masing-masing pelatih. Namun sebagai pemain basket profesional, mereka harus siap dengan segala perintah pelatih. Seperti yang dilakukan oleh Mei Joni.
Joni memang sering disebut sebagai pemain dengan spesialisasi menembak jarak jauh, atau dengan istilah shooter. Kenyataannya itulah yang dia sukai. Joni sempat berkata bahwa dirinya senang ketika bermain di tim yang bisa membuka ruang tembak, sehingga dia bisa melakukan catch and shoot. Kemampuan yang selalu di asah sampai sekarang.
Tetapi terkadang ada pelatih yang tidak suka strategi ini. Mereka lebih suka menyerang dengan drive langsung ke key hole. Ketika itu terjadi, Joni tersingkir. Namun dia tetap berusaha survive dengan cara mengasah kemampuan individu agar sesuai dengan keinginan pelatih.
Sampai saat masa-masa indah tiba. Ketika Stapac mendatangkan Giedrius Zibenas, pelatih asal Lithuania yang memainkan strategi serangan yang memungkinkan semua bisa jadi eksekutor. Joni sangat suka dengan strategi ini.
Bayangkan saja, dari kontribusi 2,6 PPG, 2,0 RPG di musim 2017-18. Catatannya meningkat jadi 6,6 PPG, dan 4,1 RPG, serta ditambah dengan 2,1 APG. Strategi Giedrius Zibenas membuat Joni seperti menemukan dirinya kembali. Dia mencetak 3PTS% di angka 35,5 persen di musim 2018-19. Musim yang memberi Joni semangat baru untuk tetap bermain basket. Dia menjadi MVP dan juara di IBL GO-JEK Tournament. Kemudian ditutup dengan juara IBL 2018-19.
Joni sempat masuk di tim Indonesia Patriots yang tampil di IBL 2020, sebagai bagian dari program TC timnas Indonesia. Dia juga bermain di Window 1 FIBA Asia Cup 2021 Qualifiers, di bulan Februari 2020. Tetapi dia sudah tidak masuk timnas lagi di Window 2. Oleh karenanya, Joni menerima pinangan West Bandits untuk tampil di IBL 2021.
Kembali ke judul artikel ini. Mampukah Joni setajam di Stapac Jakarta? Jawabannya, ada di tangan Raoul Miguel Hadinoto. Apakah pelatih baru West Bandits tersebut memainkan Joni sebagai shooter, atau punya strategi lain untuk memanfaatkan kemampuannya. Sebab, Joni punya pengalaman tidak hanya bermain sebagai shooting guard. IBL Fans tentu ingat, saat masih bersama Hangtuah, Joni bisa berperan sebagai point guard. Jadi semua bergantung pada strategi pelatih. Menarik untuk melihat bagaimana peran Joni di West Bandits nanti. (*)
0 Comments