Siapa sangka kalau Borneo Hornbills bakal mengalami kesulitan di IBL musim 2024. Padahal melihat skuad-nya di awal musim, rasa-rasanya Borneo bakal jadi tim yang merangsek ke papan atas. Namun apa yang terjadi justru sebaliknya, mereka terjun bebas di awal musim. Borneo pun bisa bangkit dari keterpurukan. Ini adalah cerita menarik yang terjadi di IBL musim 2024.
Borneo menelan tujuh kekalahan beruntun sejak periode 13 Januari hingga 2 Maret. Di periode tersebut, mereka ditinggalkan head coach Tondi Raja Syailendra. Setelah itu, pencarian pelatih Borneo juga mengalami hambatan. Sampai akhirnya mereka menemukan Ismael Tan, yang bisa membangkitkan Borneo dari keterpurukan.
Coach Ismael menangani Borneo dalam 21 pertandingan (termasuk playoffs). Dalam jumlah pertandingan tersebut, Borneo menang 12 kali, termasuk mencuri kemenangan dari Dewa United di playoffs ronde pertama. Borneo juga mencetak lima kemenangan beruntun pada bulan Juni, yang menjadi kunci bagi Sevly Rondonuwu dan kawan-kawan mengamankan tiket playoffs tahun ini.
Banyak yang terkejut ketika Ismael Tan akhirnya mau bergabung dengan Borneo Hornbills. Seperti yang kita tahu bahwa di awal musim 2024, dia masih berada di bench Satria Muda Pertamina Jakarta sebagai asisten pelatih. Tetapi pada akhir bulan Februari, dia diperkenalkan sebagai head coach Borneo Horbills, yang kala itu sedang terpuruk.
Sejak menangani Borneo pada bulan Maret hingga akhir musim reguler, Coach Ismael punya rekor pertandingan 11-9. Sementara Borneo punya rekor 11-15 di musim reguler 2024. Artinya semua kemenangan Borneo di musim reguler, setelah keberhasilan mereka mendapatkan tiket ke playoffs adalah jasa dari Coach Ismael.
Coach Ismael juga berhasil membawa Borneo mencuri satu kemenangan dari peringkat satu Dewa United Banten, di playoffs putaran pertama. Sehingga layak jika dikatakan bahwa Coach Ismael adalah pelatih pengganti yang sukses membangkitkan timnya di musim ini.
Di tangan Coach Ismael, Borneo berubah jadi tim yang menakutkan. Mantan asisten pelatih Satria Muda Pertamina Jakarta tersebut berhasil mengeluarkan semua potensi pemain. Termasuk memberikan ruang yang besar bagi perkembangan pemain lokal. Sementara itu, keberhasilan Borneo juga dipengaruhi oleh pemain asing yang hebat seperti Michael Qualls, Steve Taylor Jr., dan Akeem Scott.
Salah satu yang tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan Borneo musim lalu adalah Michael Qualls. Dia adalah pemain dengan average points per game terbanyak hingga musim ditutup. Michael Qualls datang ke Borneo sebagai pengganti Travion Leonard. Borneo melakukan pergantian pemain asing setelah Leonard bermain enam pertandingan dengan kontribusi rata-rata 10,5 ppg, 12,8 rpg, 2,8 apg, dan 1,8 spg. Qualls melakukan debut di IBL pada 2 Maret 2024. Sejak saat itu dia menjadi sensasi baru di liga.
Qualls sangat produktif dalam setiap pertandingan. Sebab dia memiliki paket lengkap sebagai mesin poin. Qualls bisa melakukan penetrasi cepat ke paint area, akurasi tembakan jarak jauh yang bagus, serta kecepatan untuk melakukan fast-break. Semuanya memberikan Borneo dorongan untuk bisa mengunci tiket playoffs setelah menjalani 20 pertandingan di musim reguler. Karena Qualls ada dalam 11 kemenangan Borneo di musim reguler.
Qualls menempati urutan pertama untuk points per game dengan 28 ppg. Di peringkat kedua ada Kentrell Barkley milik Kesatria Bengawan Solo dengan 24,7 ppg, dan di tempat ketiga ada Jordan Adams dari Dewa United Banten dengan 24 ppg. Lalu di peringkat keempat dan kelima ada Tyree Robinson dari Satya Wacana Salatiga dengan 24 ppg, dan di peringkat kelima ada Patrick McGlynn IV dari Rajawali Medan dengan 22,9 ppg.
Cerita comeback Borneo Hornbills musim lalu benar-benar menarik. Tetapi mereka tidak ingin berada di situasi yang sama untuk IBL GoPay 2025. Borneo tampak lebih siap menghadapi musim baru, dengan komposisi pemain yang lebih solid, di bawah kendali head coach Ismael Tan.
Borneo musim lalu mengubah dirinya dari tim yang kalah tujuh laga beruntun sejak musim dibuka, menjadi tim yang mencuri kemenangan dari pemuncak klasemen di playoffs babak pertama. Namun semua itu harus dilalui Borneo dengan berdarah-darah. Karenanya, mereka tidak ingin kejadian musim lalu terulang kembali.
Sebagai salah satu langkah awal, manajemen menunjuk head coach Ismael Tan untuk tetap memimpin tim. Kali ini Borneo memasukkan nama Akeem Scott sebagai pelatih pengembangan pemain (Players Development). Diharapkan kehadiran Scott membantu para pemain mendapatkan potensi terbaiknya.
Kita menuju ke roster pemain, di mana Borneo tampak lebih ramping dengan 16 pemain. Tapi kalau dilihat dari nama-namanya, tentu saja lebih meyakinkan. Di dalam roster ini ada Respati Ragil Pamungkas, Hans Abraham, Christopher Jason Winata, Tri Hartanto, hingga M. Rizal Falconi. Jangan lupa, ada juga Muhammad Rizki Ari Daffa yang mampu menunjukkan performa terbaik musim lalu. Masuknya Hans ke Borneo cukup mengejutkan, mengingat Sixth-Man of The Year IBL tersebut selama ini sudah menjadi andalan Prawira. Namun beruntung bagi Borneo karena bisa mendapatkan Hans.
Komposisi pemain asing juga cukup familiar dengan kembalinya Michael Rashad Qualls dan Devondrick DeShawn Walker. Selain itu, mereka memilki Brandon Lee McCoy sebagai bigman. Dan, satu lagi ada pemain heritage bernama Xavier Ford. Borneo merupakan salah satu dari beberapa kontestan liga yang tidak memasukkan rookie.
Jika musim lalu Borneo berhasil lolos ke playoffs sebagai tim peringkat kedelapan, mereka tentu tidak ingin ada di posisi ini lagi. Borneo musim lalu mencetak rekor 11-15, dan musim depan, mereka berharap bisa mengumpulkan lebih banyak kemenangan, dan berada di posisi yang lebih baik di klasemen. (*)
0 Comments