Indonesian Basketball League (IBL) musim 2026 bakal berbeda dari sebelumnya. Sebab, dua klub yang dikenal memiliki kultur basket tebal seperti Bima Perkasa Jogja (BPJ) dan Bali United tidak ikut serta.
dr.Edy Wibowo, pemilik BPJ, sedikit mengemukakan alasannya. Pengalaman selalu menjadi guru terbaik dan belajar dari sepuluh tahun terakhir, BPJ menyadari harus membangun ekosistem yang sehat di lingkar terdekat dahulu sebelum kembali bertarung di pentas basket Indonesia.
Dengan kata lain membangun lini-lini yang mampu menopang berjalannya klub yang terus mewadahi dan melentingkan karier pebasket muda Indonesia itu. Untuk membangun kekuatan itu diperlukan skala prioritas dan tidak bisa beriringan. Sebab, rencana dan rancangnya harus benar-benar matang.
“Namun, menarik diri (sementara) bukan berarti BPJ tidak mendukung basket Indonesia. Kami terus memberi dukungan pada IBL, saling support secara kultural,” kata dr.Edy Wibowo.
Selama ikut berkompetisi di dunia basket khususnya IBL, BPJ telah banyak memberi suntikan energi di liga. BPJ tidak pernah kehilangan ruh. Tak pernah mengubah kompasnya sebagai tim yang memproduksi para pemain muda berkualitas untuk liga.
BPJ membantu para pemain muda seperti Tifan Eka Pradita, Samuel Pamelay, Samuel Devin, Argus Sanyudy, bahkan Avin Kurniawan berkembang dan unjuk gigi. Beberapa nama bahkan masuk dalam nominator penghargaan IBL.
“Untuk sesuatu yang lebih besar, kita harus menepikan perasaan pribadi sejenak. Sukses terus IBL dan hiduplah basket Indonesia,” tutup dr.Edy.
0 Comments